Kisah Perjuangan Pemuda Inspiratif Pangkep

H. Muhammad Ikhsan Baharuddin, lahir pada tahun 1996 di Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, adalah sosok muda yang penuh inspirasi. Di usia 27 tahun, ia telah mencapai banyak hal yang mengesankan. Selain menjabat sebagai anggota DPRD Kabupaten Pangkep, Ikhsan juga aktif dalam dunia usaha, pendidikan, dan kerap menjadi pembicara di berbagai seminar.

Ikhsan mengawali pendidikan di Pesantren IMMIM Putra di Tamalanrea setelah menyelesaikan pendidikan dasar. Di pesantren ini, ia menerima didikan yang kuat mengenai nilai-nilai agama. Orang tuanya, yang dikenal religius, selalu mengajarkan pentingnya menjadi seseorang yang bermanfaat bagi sesama. Meskipun awalnya ia tidak tertarik pada dunia politik, pemahaman akan tanggung jawab sosial yang ia peroleh di pesantren dan nilai- nilai yang diajarkan oleh orang tuanya membentuk dorongan untuk berkontribusi lebih dalam kepada masyarakat. Setelah lulus dari pesantren, Ikhsan melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Pangkajene, di mana ia aktif di berbagai kegiatan, termasuk menjabat sebagai Ketua OSIS.

Peran ini memberinya kesempatan untuk mengasah kemampuan kepemimpinan dan memahami pentingnya kerja sama. Namun, Setelah lulus dari SMA, Ikhsan menghadapi tantangan besar. Ia mengalami masa transisi yang sulit ketika harus menganggur selama setahun sebelum melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Pada tahun itu, ia merasa bingung dan mencari arah hidupnya. Meski keluarganya memiliki kemampuan untuk membiayai pendidikan, Ikhsan merasa perlu mandiri dan tidak ingin terlalu bergantung pada orang tuanya.

Dalam masa sulit tersebut, ia berusaha untuk mencari cara agar dapat menciptakan peluang bagi dirinya sendiri.Selama setahun ia mencari arah dan tujuan hidup, hingga akhirnya memutuskan untuk membangun usaha kecil-kecilan di bidang peternakan dengan modal yang didapat dari beasiswa kementerian karena pada saat itu ia mengambil kelas internasional yang mengharuskannya untuk menganggur selama satu tahun. Usaha yang ia lakukan dari hanya bisa menjual satu ekor sapi perlahan berkembang menjadi usaha peternakan yang sukses. Di mana kini ia berhasil menjual hingga 600-700 ekor sapi.

Akhirnya, Ikhsan memutuskan untuk melanjutkan pendidikan tinggi dan memilih jurusan Psikologi di Universitas Negeri Makassar (UNM). Pilihannya ini berdasarkan pemikiran mendalam tentang peran psikologi dalam kehidupan manusia. Menurutnya, jurusan psikologi adalah bidang yang universal dan dapat diterapkan di berbagai situasi la meyakini bahwa pemahaman tentang psikologi akan sangat berguna dalam membantunya, baik dalam bisnis maupun dalam mengabdi kepada masyarakat

Selama kuliah, Ikhsan menunjukkan dedikasi yang luar biasa. Di tengah kesibukannya menjalankan usaha, ia tetap aktif berorganisasi dan bergabung dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Ikhsan berhasil mengatur waktu antara kuliah, organisasi, dan bisnis. IPK- nya mencapai 3.8 dan ia menyelesaikan studi S1 dalam waktu 3 tahun 7 bulan. Baginya, kunci utama kesuksesan ini adalah kejujuran, ketekunan, dan restu orang tua. Setiap kali ia hendak menghadapi ujian atau seminar. Ikhsan selalu meminta doa kepada orang tuanya la merasa doa dari mereka memberinya ketenangan, hingga ujian-ujian penting dapat diselesaikan dengan lancar.

Selama menjalani masa kuliah, Ikhsan juga aktif dalam menjalankan bisnisnya di bidang peternakan. Di semester enam, saat menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kabupaten Sidrap, ia tetap menjalankan bisnis yaitu menjual ikan dari daerah sekitar. Ia berhasil memodernisasi usaha yang diwarisi dari orang tuanya dengan mengadopsi teknik-teknik baru yang lebih efisien.

Setelah lulus dari UNM, Ikhsan menerima beasiswa untuk melanjutkan pendidikan Magister Psikologi di Universitas Mercu Buana, Yogyakarta. Tak lama setelahnya, ia juga mendapatkan beasiswa profesi psikologi serta beasiswa untuk bidang politik dan organisasi di Universitas Gadjah Mada (UGM). Selama menjalani pendidikan di UGM, Ikhsan mulai serius mempertimbangkan karir politik. Meski awalnya memandang politik sebagai sesuatu yang “racun” atau “toksin” karena banyak praktik yang tidak jujur, ia justru melihatnya sebagai tantangan. Ikhsan ingin mengubah persepsi masyarakat tentang politik dan membuktikan bahwa politik bisa dijalankan dengan kejujuran dan pengabdian yang tulus.

Dalam kampanye, Ikhsan menerapkan pendekatan tanpa janji-janji kosong. Baginya, hal yang terpenting adalah membuktikan kepada masyarakat apa yang telah ia lakukan, bukan sekadar kata-kata manis. Ikhsan ingin mengubah mindset masyarakat yang sering kali merasa dikecewakan oleh janji-janji politik yang tidak ditepati. Pendekatannya ini membuat masyarakat percaya padanya karena ia mampu menunjukkan hasil nyata.

Ikhsan selalu menggunakan pendekatan psikologis dalam berinteraksi dengan konstituennya. Ketika mahasiswa ingin mengadakan demonstrasi, Ikhsan mengundang mereka untuk berdiskusi di ruangannya dan berbicara dengan tenang. Menurutnya, diskusi dengan “otak dingin” jauh lebih efektif daripada berdebat dengan emosi. Pendekatan ini diapresiasi banyak pihak dan menunjukkan kepiawaiannya dalam menggabungkan ilmu psikologi dengan tugas politik.

Di samping kesibukannya sebagai anggota DPR, Ikhsan juga menjalani program doktoral berkat beasiswa LPDP di Bandung. Saat ini, selain berperan sebagai anggota DPRD, ia juga mengajar sebagai dosen di sebuah universitas di Makassar. Ikhsan melihat mengajar sebagai kesempatan untuk berbagi ilmu dan memberikan inspirasi bagi generasi muda.

Keberhasilan Ikhsan tidak lepas dari prinsip-prinsip hidup yang dipegangnya. Pertama baginya, kejujuran adalah kunci utama, tidak ada artinya kecerdasan tanpa kejujuran. Kedua, setiap langkah besar selalu ia awali dengan meminta restu dari orang tuanya. Terakhir, Ikhsan sangat menghargai waktu. Baginya, menghormati waktu orang lain adalah bentuk kejujuran dan integritas.

Ikhsan kini menjalani peran ganda sebagai dosen, politisi, dan pengusaha. Selain itu, ia aktif dalam memberikan seminar motivasi kepada masyarakat, berbagi pengalaman dan prinsip- prinsip hidup yang telah membawanya ke posisi saat ini. Bagi H. Muhammad Ikhsan Baharuddin, hidup adalah tentang memberikan manfaat bagi orang lain. Ia berharap langkah- langkahnya bisa menjadi inspirasi bagi generasi muda di Pangkep dan seluruh Indonesia untuk terus berkarya dengan ketekunan, kejujuran dan pengabdian.

Penulis: Fitri Ramadani


Komentar

Postingan Populer