Kehidupan Sederhana, Pengabdian Besar

Suardi adalah seorang tokoh yang berasal dari Desa Pangasaan, Kecamatan Tapalang Barat, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat. Lahir pada tanggal 3 April 1972, Suardi tumbuh dalam keluarga sederhana sebagai anak ketiga dari empat bersaudara. Di antara keempat saudaranya, hanya Suardi yang berhasil menamatkan pendidikan hingga lulus SMA. Kehidupan yang penuh tantangan dan perjuangan keras membentuk dirinya menjadi sosok yang tidak mudah menyerah, bahkan di tengah keterbatasan yang ia alami.

Sejak kecil, Suardi sudah harus menghadapi banyak kesulitan, terutama dalam hal ekonomi. Ia mengenyam pendidikan di Sekolah Dasar (SD) di Tapalang, namun perjalanan pendidikannya tidak berjalan mulus. Pada tahun 1983, Suardi memulai kelas 3 SD dan terpaksa pindah ke SD Negeri Lebani pada kelas 4. Ia harus menempuh perjalanan yang sangat berat setiap hari, berjalan kaki sejauh 6 kilometer dari rumahnya, menuruni gunung dan kemudian mendaki lagi untuk sampai ke sekolah. Pada tahun 1986, setelah tamat dari SD Negeri Lebani, Suardi mengungkapkan keluhannya tentang betapa beratnya perjalanan yang harus dilalui setiap hari. Selain itu, Suardi juga menghadapi kendala lainnya, yaitu masalah keuangan. Keadaan ekonomi keluarganya yang serba kekurangan semakin diperburuk oleh kenyataan bahwa orang tuanya telah meninggal dunia pada tahun 1984, meninggalkan Suardi sebagai yatim piatu.

Saat itu, Suardi merasakan kesulitan luar biasa dalam melanjutkan pendidikan. Meski demikian, ia bertekad untuk tetap bersekolah. Ia tinggal menumpang di rumah orang lain, karena jika ia tidak bersekolah, ia tidak akan mendapatkan makanan dan perlindungan, apalagi ia masih kecil dan saudara-saudaranya pun harus menghadapi tantangan masing-masing. Kebutuhan untuk sekolah menjadi sangat penting bagi Suardi, karena ia menyadari bahwa hanya dengan pendidikan, ia dapat mengubah nasibnya dan memiliki masa depan yang lebih baik.

Setelah tamat SD, Suardi melanjutkan pendidikannya ke SMP Negeri 2 Tapalang pada tahun 1986. Selama masa SMP, Suardi masih tinggal menumpang di rumah orang lain dan tetap berjuang menghadapi kesulitan ekonomi. Pada tahun 1989, Suardi berhasil tamat dari SMP dan melanjutkan ke SMA Negeri 1 Mamuju. Meski sempat menghadapi kegagalan dalam ujian pada tahun 1992, Suardi tidak menyerah. Ia berusaha lagi dan akhirnya berhasil lulus pada tahun 1993. Di masa SMA, Suardi menyadari bahwa pendidikan adalah satu-satunya jalan untuk mencapai cita-cita dan memperbaiki keadaan hidupnya. Ia pun bertekad untuk melanjutkan pendidikan hingga lulus SMA, meskipun hidup di tengah keterbatasan.

Setelah lulus dari SMA, Suardi memutuskan untuk merantau. Ia memilih untuk mencari modal dan bekerja dengan berdagang barang campuran, dengan harapan dapat mengumpulkan cukup uang untuk membuka usaha dan memperbaiki perekonomiannya. Usaha ini tidaklah mudah, tetapi Suardi tetap bersemangat. Ia tahu bahwa hanya dengan kerja keras dan ketekunan, ia bisa meraih keberhasilan yang diinginkan. Pada tahun 1996, Suardi memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya di Tapalang Barat setelah cukup lama merantau.

Di kampung halamannya, Suardi mulai lebih pada pembangunan desa dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pada tahun 2002, ia aktif terlibat dalam kegiatan politik dan masuk menjadi anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Lebani. Namun, setelah setahun menjabat, Suardi mengundurkan diri dari posisi tersebut dan mencalonkan diri sebagai Kepala Desa Lebani. Pada tahun 2003, Suardi terpilih sebagai Kepala Desa Lebani periode 2003-2008. Selama masa jabatan ini, ia berusaha keras untuk membangun desa, memperbaiki fasilitas umum, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa Lebani.

Pada tahun 2009, Suardi mencalonkan diri sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Kabupaten Mamuju. Meskipun tidak terpilih, ia tetap melanjutkan kehidupan sebagai seorang petani dan bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Suardi memilih untuk kembali bertani dan menjalani kehidupan yang lebih sederhana. Hingga kini, ia tetap tinggal di kampung halamannya dan mengabdikan diri kepada masyarakat dengan menjalani kehidupan yang penuh kesederhanaan dan kerja keras.

Kehidupan Suardi adalah kisah perjuangan dan ketekunan. Dari seorang anak yang tumbuh di tengah keterbatasan, ia berhasil mencapai pendidikan yang tinggi dan mengubah nasibnya. Suardi adalah contoh nyata bagaimana semangat untuk belajar dan berjuang di tengah segala rintangan dapat membawa perubahan besar dalam hidup seseorang. Meskipun telah meraih berbagai pencapaian, Suardi tetap memilih untuk hidup sederhana dan mengabdikan diri untuk kemajuan desa serta kesejahteraan masyarakat. Prinsip hidupnya yang selalu mengutamakan kerja keras, kejujuran, dan pengabdian kepada masyarakat menjadikannya sosok yang dihormati dan menjadi panutan bagi banyak orang di sekitarnya.

Penulis: Risnawati Suardi

Komentar

Postingan Populer